Oleh: Ika Nurhayati, S.Pd. *)
Menghadapi gempuran globalisasi yang semakin berkembang pesat, teknologi dan informasi serta dalam rangka persaingan pasar bebas, masyarakat dan bangsa Indonesia harus meningkatkan seluruh potensi yang dimiliki agar dapat bersaing. Penguasaan teknologi, informasi, ilmu pengetahuan serta wawasan luas harus dimiliki oleh setiap anak bangsa. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui kesempatan Pendidikan yang seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat.
Hal ini dapat diwujudkan dengan salah satunya budayakan membaca. Budaya baca merupakan salah satu ukuran kemajuan suatu masyarakat atau bangsa. Masyarakat atau bangsa yang telah maju menjadikan membaca sebagai salah satu kebutuhan hidupnya yang tidak kalah penting dibandingkan dengan kebutuhan lainnya yang sifatnya fisik atau sosial. Ada bukti-bukti kuat mengenai terdapatnya hubungan antara kemajuan suatu bangsa dengan budaya baca yang tumbuh dalam masyarakatnya.
Membaca adalah proses belajar. Adanya budaya baca merupakan indikator dari masyarakat yang gemar membaca dan masyarakat yang gemar membaca merupakan prasyarat menuju masyarakat belajar. Dalam masyarakat belajar, buku merupakan bagian dari kehidupan masyarakat.
Membaca merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Kegiatan membaca menjadi salah satu cara yang dilakukan manusia untuk memperoleh informasi, selain itu dengan membaca kita juga mendapatkan hiburan. Bahkan ada juga slogan membaca adalah jendela dunia. Hal ini makin memperkuat bahwasanya membaca merupakan kegiatan menambah wawasan atau pengetahuan. Melalui membaca kita bisa mengetahui berbagai hal yang terjadi di luar sana, mengetahui informasi, berita, wawasan, ilmu pengetahuan dan yang lainnya. Banyak media yang dapat dijadikan sarana untuk membaca. Kita bisa membaca buku fiksi maupun nonfiksi.
Membaca dilakukan oleh kesadaran diri seseorang untuk mendapatkan informasi, akan tetapi kesadaran tersebut ternyata tidak dirasakan oleh semua orang. Masih banyak dijumpai orang menganggap kegiatan membaca merupakan kegiatan yang membosankan, menjenuhkan dan membuat kantuk. Kemudian bagaimana Langkah-langkah membangun budaya membaca pada anak?
Mengingat anak memiliki ciri khas tersendiri berbeda dengan orang dewasa karena anak bukanlah orang dewasa yang bertubuh kecil maka mereka membutuhkan ruang dan cara yang berbeda, apalagi mereka memiliki kecenderungan yang berbeda-beda tentunya hal ini membutuhkan perlakuan yang berbeda pula. Pemilihan bacaan juga haruslah mempertimbangkan faktor budaya karena anak dibesarkan dan belajar tidak dalam kefakuman budaya. Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup setiap manusia. Semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca.
Dengan kemampuan mambaca yang membudaya dalam diri setiap anak, maka tingkat keberhasilan di sekolah maupun kehidupan di masyarakat akan membuka peluang kesuksesan hidup lebih baik. Bukan hanya itu kebiasaan membaca juga dapat membentuk karakter seorang anak. Melalui membaca pemerintah mengharapkan terbentuk karakter yang baik sejak dini. Karakter tersebut berasal dari materi baca yang berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global. Pelibatan orang tua peserta didik, guru, pemangku sekolah dan masyarakat menjadi komponen penting dalam keberhasilan budaya membaca.
Dalam buku panduan Gerakan Literasi Sekolah diterangkan cara-cara sekolah mampu menjadi garis depan dalam pengembangan budaya membaca, beberapa strategi tersebut untuk menciptakan budaya membaca yang positif di sekolah, (Mullyo, Teguh, 2017:24).
- Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi. Lingkungan fisik perlu terlihat ramah dan kondusif untuk membaca. Sekolah yang mendukung pengembangan budaya membaca sebaiknya memajang karya tulis peserta didik seperti di koridor, area ruang kelas, dan lainnya.
- Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sebagai model komunikasi interaksi yang literat. Hal ini dapat dikembangkan dengan pengakuan atas capaian peserta didik sepanjang tahun. Pemberian penghargaan dapat dilakukan saat upacara bendera untuk menghargai kemajuan peserta didik di semua aspek. Selain itu, literasi diharapkan dapat mewarnai semua perayaan penting di sepanjang tahun pelajaran. Ini bisa direalisasikan dalam bentuk festival buku, lomba poster, mendongeng, gelar karya buku, dan sebagainya.
- Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat lingkungan fisik, sosial, dan afektif berkaitan dengan lingkungan akademik. Hal ini dapat dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan Gerakan literasi di sekolah. Sekolah sebaiknya memberikan alokasi waktu yang cukup banyak untuk pembelajaran literasi.
Kegiatan membaca harus dilakukan sejak dini, apalagi pada usia remaja memang dianjurkan untuk menggali informasi sebanyak mungkin. Jadikanlah membaca sebagai bagian dari diri kita, sehingga kalau tidak membaca sehari saja sepertinya ada yang kurang. Ketika kita akan memotivasi orang lain alangkah baiknya berkaca pada diri sendiri, apakah kita sudah membudayakan membaca pada kehidupan sehari-hari?
Sudah dijelaskan bahwasanya membaca banyak sekali manfaatnya. Maka dari itu marilah kita kembangkan minat membaca gunakanlah waktumu untuk membaca, Jangan sia-siakan waktumu untuk melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat. Dengan banyak membaca maka kamu bisa mendapatkan banyak ilmu pengetahuan, wawasan, serta hiburan. Mari kita bangun budaya membaca! *
*) Penulis adalah Guru di SMP MBS ZAM-ZAM Cilongok.