(INFO Zam-Zam) – Film Jejak Langkah 2 Ulama (JL2U) boleh dibilang sebuah kiat dakwah melalui media sinematografi sebagai bentuk sumbangsih kecil dari Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. Sedangkan proses penayangan film yang mengisahkan dua tokoh pendiri organisasi Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Modern (PPM) Zam-Zam Muhammadiyah Cilongok, menurut Kabag Humas PPM Zam-Zam, Ustadz Mujid Adinurokhman, S.Kom., katanya, nonton bersama (nobar) ini menjadi bagian dari kegiatan pembelajaran sejarah nasional di bidang keagamaan, sekaligus dalam rangka memeriahkan kegiatan Milad ke-15 PPM Zam-Zam. Adapun proses dan teknis nobar pihak pondok sangat dimudahkan oleh penyelenggara.
“Pada intinya penyelenggara dimudahkan, karena semua peralatan sudah disiapkan oleh tim Pop Up Cinema LSBO Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” terang ustadz Mujid.
Dijelaskan, pelaksanaan nonton bersama (nobar) para santri PPM Zam-Zam terbajadwal selama tiga kali penanyangan. Yaitu Kamis malam (15/06) di kampus 2 pesantren putri. Pada Jumat malam (16/06) di kampus 3 pesantren putra desa Karanglo, sedangkan Sabtu malam (17/06) di kampus 1 pesantren putra.
“Aku suka sekali. Karena filmnya bagus berisi sejarah perjuangan dua tokoh ulama besar. Aku nonton sampai selesai,” kata Lintang, santri kelas 8 D.
Sebagaimana banyak dirilis di media, film bergenre religi yang berjudul JL2U secara garis besar menceritakan perjalanan hidup 2 ulama besar nusantara, Kyai Haji (KH) Ahmad Dahlan dan Kyai Haji (KH) Hasyim Asy’ari. Melalui alur cerita film ini, penonton dimanjakan dengan base true story dari kedua tokoh besar dari masa kecil hingga memperjuangkan tegaknya agama di bumi Indonesia.
Produser film Jejak Langkah 2 Ulama tak lain cicit KH Ahmad Dahlan, Andika Prabhangkara, sebagaimana dikutip di sejumlah media, mengatakan bahwa benang merah dari film ini yang perlu diketahui penonton mengenai kenyataan, antara KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari memiliki guru yang sama. Baik guru ketika ada di Indonesia dan saat keduanya memperdalam ilmu agama di Makkah al-Mukarramah. (h)