“Karena itu saya apresiasai kepada PCM Cilongok, yang sudah mempunyai kawah candradimuka berupa Pondok Pesantren Modern Zam Zam Muhammadiyah Cilongok ini yang santrinya cukup banyak. Mudah-mudah berkembang terus untuk melahirkan kader Muhammadiyah. Sebab tujuan dari pesantren Muhammadiyah ada tiga, yaitu menyiapkan kader ulama, kader zuama (pemimpin) dan menjadi guru/ ustadz,”


(INFO ZAMZAM) – Ketua Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah (LP2M) Pimipinan Pusat Muhammadiyah, Dr. H. Maskuri, M.Ed. berterima kasih atas perkembangan jumlah santri Pondok Pesantren Modern (PPM) Zam Zam Muhammadiyah pada usianya ke 14 tahun ini telah mencapai 1800 santri. Hal itu disampaikan dalam khutbatul wada wisuda santri kelas XII angkatan ke-8 pada Sabtu ( 5/06/ 2022) di aula asrama putri.
“Usianya relatif muda, tetapi cukup membanggakan dari sisi jumlah santri. Karena itu saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya Persyarikatan Muhammadiyah Cabang Cilongok,” katanya.


Selanjutnya, ucapan selamat juga disampaikan kepada santriwan/santriwati serta kepada orang tua santri yang anaknya telah diwisuda, karena itu merupakan investasi dunia dan akhirat. Apalagi dari wisudawan/wisudawati sebanyak 215 anak, yang merupakan kader-kader persyarikatan dan telah ditempa selama pendidikan di pesantren yakni enam tahun, salah satu capaian yang luar biasa dengan keberhasilan empat santri yang khatam hafalan Al Quran 30 juz.
“Alhamdulillah Pondok Pesantren Modern Zam Zam Muhammadiyah telah melahirkan hafidz dan hafidzoh yang cukup membanggakan,” ujar Dr. Maskuri.
Terkait kondisi pesantren Muhammadiyah di Indonesia memang sejak lima tahun ini berkembang cukup signifikan. Namun, beliau mengelompokkan bahwa keberadaan pesantren Muhammadiyah masih tergolong kelompok kecil. Hal itu jika dibandingkan antara jumlah pesantren yang kini ada 417, dengan jumlah lembaga pendidikan di Muhammadiyah se Indonesia dari TK sampai Perguruan Tinggi yang mencapai 27.820.
“Jumlah 417 dari 27.820 itu hanya 1,3 prosen, adalah kelompok kecil. Karena kelompok kecil, maka pesantren di Persyarikatan Muhammadiyah ini harus dibina, harus diseriusi oleh Persyarikatan Muhammadiyah, karena ini sebagai pusat kaderisasi ulama,” tandasnya



Setelah beliau mengutipkan Surat At Taubah ayat 122 beserta penjelasan bahwa konteks ayat tersebut ketika sedang perang, maka harus ada di setiap kelompok untuk sebagian kecil ada yang berkegiatan menuntut ilmu agama (Isam). Untuk memberi peringatan, memberikan nasihat kepada kaumnya. Konteks ayat ini masih relevan untuk Muhammadiyah.
Dijelaskan juga, secara struktural jenjang kepemimpinan di organisasi dimulai dari ranting hingga pusat. Kader-kader yang akan melanjutkan Persyarikatan Muhammadiyah sumbernya adalah dari pesantren. Meskipun ada juga lulusan sekolah umum, tetapi kader yang mempunyai penguasaan Islam yang bagus, tiada lain dari pesantren.

“Karena itu saya apresiasai kepada PCM Cilongok, yang sudah mempunyai kawah candradimuka berupa Pondok Pesantren Modern Zam Zam Muhammadiyah Cilongok ini yang santrinya cukup banyak. Mudah-mudah berkembang terus untuk melahirkan kader Muhammadiyah. Sebab tujuan dari pesantren Muhammadiyah ada tiga, yaitu menyiapkan kader ulama, kader zuama (pemimpin) dan menjadi guru/ ustadz,” pungkasnya. (h)