(INFO ZAMZAM) – Pesantren Muhammadiyah harus memiliki dan mengembangkan budaya pesantren yang berbeda dengan pesantren di luar Muhammadiyah. Pengembangan dan peningkatan pesantren Muhammadiyah yang unggul dan berkemajuan dengan memiliki budaya khas pesantren Muhammadiyah yang ditekuni dengan menerapkan manajemen modern, terbuka, akuntabel, profesional, dan amanah. Pengembangan Budaya Pesantren Muhammadiyah Menghadapi Tantangan Masa Depan’, itu sangat penting. Sehingga ciri khas pesantren Muhammadiyah yang diterapkan agar lulusan-lulusan pesantren Muhammadiyah memiliki pola pikir dan tindakan yang sesuai dengan visi dan misi persyarikatan Muhammadiyah.
Ada dua puluh ciri khas Budaya Pesantren Muhammadiyah yang wajib dijadikan karakter yang melekat di setiap Pontren Muhammadiyah. Lima di antaranya telah dipaparkan oleh Direktur Pontren Modern Zam-Zam Muhammadiyah Cilongok, Ustadz Arif Fauzi, Lc., M.Pd., dalam pembinaan guru dan karyawan Pontren Modern Zam-Zam Muhammadiyah, pada Selasa, (6/09) di aula Komplek Perguruan Muhammadiyah Cilongok.
“Lima di antara dua puluh ciri khas Budaya Pesantren Muhammadiyah meliputi, Keilkhlasan, Tafaqquhfiddin, Tajdid (mind, vision, imanigation, inovation, dan lainnya), Thinking outside, Integritas dan Ukhuwah,” kata Ustadz Arif.
Selain itu, materi pembinaan juga disampaikan oleh Dewan Pembina KH. Drs. H. Agus Miftah yang antara lain penyampaian ucapan terima kasih kepada para asatidz yang telah menjalankan tugas dengan sangat baik. Hal itu terukur dari hasil kegiatan DP3 yang telah berjalan dengan baik.
“Para asatidz dan karyawan harus berkomitmen melaksanakan budaya pesantren dalam segala hal. Tidak hanya salat wajib saja, tetapi harus total dan seutuhnya,” KH Agus menegaskan.
Menurut dia, salah satu kelebihan Pontren Modern Zam-Zam Muhammadiyah ini, adalah adanya kepercayaan dari masyarakat yang luar biasa. Untuk itu amanah ini harus senantiasa dijaga bersama-sama.
Ciri Khas Pontren Modern Muhammadiyah
Terkait Budaya Pesantren Muhammadiyah, KH Agus Miftah sedikit memberikan contoh sekaligus harapan, bahwa ciri khas minimal Pontren Modern itu lingkungannya beraroma wangi dan tidak kumuh.
Adapun ciri khas Pontren Muhammadiyah, sebagaimana dilansir dari berita Republika.Co.id, disebutkan bahwa Pontren Muhammadiyah memiliki beberapa ciri khas. Ditinjau dari status kepemilikan, pesantren tergolong Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), yang pengelolaannya di bawah supervisi Pengurus Cabang dan Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM). Selain itu, pola kepemimpinan pesantren Muhammadiyah juga tidak seperti di pesantren yang berafiliasi dengan ormas keagamaan lain. Di Muhammadiyah, kepemimpinan bersifat kolektif. Di dalamnya, ada direktur (mudir) dan dewan pengasuh yang kepengurusannya dibatasi durasi waktu seperti halnya jabatan presiden dan kepala daerah. Selain itu, mudir dan pengasuh pesantren pasti anggota persyarikatan Muhammadiyah.
Sedangkan menurut Tokoh Muhammadiyah yang juga mantan Ketum PP Muhammadiyah, Prof. K.H. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, M.A., Ph.D., atau dikenal dengan Din Syamsuddin, dijelaskan bahwa ciri khas Pontren Muhammadiyah ini harus dikaitkan dengan perkembangan zaman. Karenanya tanpa disebut sebagai pesantren modern sudah bisa memberikan respon terhadap dinamika zaman itu sendiri. Ciri khas inilah yang menurut Din akan menjadi keunggulan Pontren tersebut. Dengan cirikhas ini maka ponpes Muhammadiyah tidak harus banyak tetapi meski sedikit tapi kuat dan berwibawa.
Prof Din, juga berharap salah satu ciri khas Pontren Muhammadiyah adalah manajemen yang baik. Karenanya pengelola pontren Muhammadiyah harus mengetahui benar tentang manajemen tersebut. Ciri khas lain yang harus dimiliki pontren Muhammadiyah adalah sebagai lembaga pengkaderan. Pengkaderan untuk persyarikatan, berbangsa dan bernegara. Pesantren kata Prof Din, juga harus memiliki sumber usaha sehingga pesantren bisa mandiri melalui kewirausahaan atau bisnis. (h/republika)