(INFO ZAM-ZAM) – Al Qur’an Tikrar yang disusun oleh Ustadz Hamim Tohari dijadikan rujukan bagi kaum muslimin untuk ‘hafal tanpa menghafal’. Sebagaimana dicita-citakan beliau, bagaimana semua umat Islam bisa hafal al Qur’an tanpa merasa menghafal. Berkah pengalaman beliau kemudian disusunlah methode yang disebut Tikrar ini.
Penjelasan motivasi itu disampaikan Ustadz Ari Priyatno di hadapan para santri Pondok Pesantren Modern (PPM) Zam-Zam Muhammadiyah Cilongok saat menyampaikan tutorial atau pelatihan Menghafal Al-Quran dengan Metode Tikrar. Kegiatan dilaksanakan secara estafet, dari kampus 1 di masjid Baitul Matien, kemudian di kampus 2 di aula gedung Fadhilah dan kampus 3 di mushala, pada Jum’at (25/08/2023).
Ustadz Ari selaku supervisor dari Syamil Qur’an DIY Jateng, menjelaskan bahwa metode Tikrar adalah bentuk sistematisasi dari cara menghafal Al Quran paling tua banyak diamalkan oleh para penghafal Al Quran dari dulu hingga sekarang. Adapun cita-cita utama sebagai penghafal al Qur’an adalah agar kita mendapat syafaat al Qur’an kelak. Menjadi umat terbaik dan mendapatkan pahala dari Allah subhanahu wata’ala.
“Kelebihan dari methode ini insya Allah ramah otak. Jadi jangan khawatir bagi santri atau pelajar ketika banyak menghafal al Qur’an lantas beranggapan dapat mengganggu mata pelajaran. Perlu diingat, ketika teman-teman menghafal al Qur’an, insya Allah tidak menghambat prestasi akademik yang lainnya.”
Dijelaskan pula, rumus menghafal dengan methode Tikrar adalah dengan cara dibaca, dilihat, diulang hingga 40 kali. Biasanya, kendala menghafal Al Qur’an secara umum itu adalah susah menghafalnya tapi mudah lupanya, bingung berapa kali harus mengulang, dan bingung berapa kali harus menghafal.
“Terpenting, syarat dalam menghafal Al Quran adalah luruskan niat karena Allah. Jadikan niat kita menghafal Al Quran itu benar-benar karena mengharapkan ridha Allah saja, bukan karena sesuatu yang lain, termasuk ingin dipanggil dengan sebutan hafidz/hafidzah,” tandasnya. *