(PPM ZAMZAM) – In House Training (IHT) atau pelatihan sumber daya manusia bagi musrif/ musyrifah dan karyawan bagian Idaroh serta Training of Trainer (TOT) bagi asatidz pengampu mata pelajaran umum dan Kepondokan serta Bahasa Ingris Pondok Pesantren Modern (PPM) Zamzam Muhammadiyah Cilongok berlangsung selama dua hari pada Kamis-Jum’at (2-3/7/2020) di PPM Zamzam. Kegiatan ini dilaksanakan serentak dengan pembahasan materi yang berbeda. Wakil Direktur (Wadir) Idaroh, ustadz Heru Cokro dalam sambutannya mengatakan bahwa tema yang diangkat oleh bagian yang dipimpinnya adalah ‘Tahun Implementasi dan Pelayanan Prima’.
“Intinya bagaimana kita bisa melayani santri, wali santri dan relasi secara baik. Terpenting agar kita sebagai pelayan senantiasa mengedepankan akhlakul karimah,” kata Ustadz Heru. Sebagai upaya mewujudkan iktikad itu, salah satu hasil Musyawarah Besar (Mubes) Pesantren pada hari sebelumnya (1/7/2020), menetapkan adanya pemekaran di bagian idaroh yaitu bagian Tata Usaha dan bagian Teknologi Informatika dan Media (TIM). Kepala Bagian TU diamanatkan kepada Ustadz Nanang Aminanto sedangkan Ustadz Agam Saiful Iman, Amd. Kom., yang semula Kabag TU kini diamanahi sebagai Kepala Bagian TIM.
Materi dalam IHT Idaroh, pertama disampaikan oleh Ketua Ikatan Alumni/ IKA UMP yang juga Kepala SMP MBS Muhammadiyah Cilongok, Ustadz Drs. M. Djohar M.Pd., tentang “Pelayanan Prima Dalam Perpesktif Islam’. Materi kedua disampaikan oleh dosen dan motivator dari Unsoed, Drs. Waidi, M.Pd., tentang ‘Etos Kerja dan Produktivitas Kerja’, sedangkan pada hari kedua Mudir PPM Zamzam, Ustadz Arif Fauzi, S.Pd.I., Lc., menyampaikan materi Urgensi Amal Jama’i (Time Work).
Dalam pengantarnya, ustadz Djohar menyampaikan bahwa dalam pelayanan publik, idealnya para konsumen tidak sebatas diberi layanan yang memuaskan melainkan agar mereka juga terkesan.
“Di Pondok Pesantren, obyek yang dilayani adalah para santri, wali santri dan relasi lain. Mereka punya harapan. Ketika kita bisa melayani sesuai keinginan dan harapan mereka, maka mereka (costumer) akan puas. Sebaliknya jika pelayanan kita di bawah harapan dan keinginannya, mereka akan kecewa. Idealnya, costumer tidak hanya puas melainkan terkesan. Sebab kesan yang baik dan menyenangkan akan menjadi media pembelajaran serta bernilai promosi,” urainya.
Untuk itu, lanjut Ustad Djohar, sebagai pelayan, baik untuk diri sendiri, santri, wali santri dan relasi kita harus bekerja di luar ekspetasi. Lebih utama dari itu, hakekat melayani harus diniatkan sebagai ibadah. Prinsip pelayanan prima meliputi tiga hal. Attitude (sikap) yang benar, Attention (perhatian) yang tidak terbagi, dan Action (tindakan). Jika ketiganya dijalankan dengan baik, maka pelayanan terbaik yakni mudah dan cepat akan terwujud.
TOT Asatidz
TOT diperuntukkan bagi para asatidz pengampu pelajaran Bahasa Inggris dan pelajaran Kepondokan yang meliputi Bahasa Arab, Keislaman dan Kemuhammadiyahan. Para guru Bahasa Inggris di-training di UMP agar mereka menjadi pelatih toefl bagi santri kelas 12. Sedangkan bagi ustadz pengampu pelajaran Kepondokan mereka dipersiapkan agar mampu mengajarkan materi Kepondokan dari LP2PM yang seluruhnya menggunakan pengantar Bahasa Arab (gundul). Selain itu para asatidz mapel umum mereka mengikuti training mengenai pemanfaatan Google Suite sebagai media pembelajaran.
“Sebelumnya, selama pankdemi covid-19, pembelajaran daring telah dijalankan, hanya dengan segala keterbatasan dalam pemanfaatan aplikasi teknologi komunikasi di bidang pendidikan itu semata akibat adanya pandemi Covid-19 yang datang tiba-tiba. Sehingga segalanya serba mendadak termasuk dalam kegiatan pembelajaran melalui daring dan virtual. Dikhawatirkan santri tidak puas dan merasa jenuh karena terlalu monoton dan lain sebagainya. Melalui IHT ini diharapkan para guru lebih meningkatkan penguasaan di bidang teknologi informasi agar lebih kreatif dalam penyajian matari pembelajaran melalui daring. Intinya, ruang kelas di google disajikan secara menarik dengan konten vidio pembelajaran yang secara efektif bisa dicerna para santri, “ tandas ustad Djohar.
Urgensi Amal Jama’i (Time Work)
Materi IHT Idaroh pada hari ke-2, disampaikan oleh Mudir PPM Zamzam, Ustadz Arif Fauzi, S,Pd.I., Lc., tentang ‘Urgensi Amal Jama’i (Time Work)’. Digambarkan, Kepala Bagian atas job yang ditugaskan tidak akan bisa bergerak tanpa dukungan dari anggota. Keberadaan anggota dengan kinerja yang dijalankan sesuai tugasnya itu sangat penting. Seperti di bagian ekonomi ada yang memproduksi air mineral. Di bagian dapur harus ada Ibu dapur yang datang tepat waktu pada dini hari. Semua keberadaan anggota itu terkoneksi dan terintegrasi antara satu dengan yang lain. Maka jika salah satu tidak hadir, itu akan memunculkan dampak atau menyumbang masalah.
“Satu personil tidak aktif, satu personil tidak amanah, itu telah dapat menimbulkan kontribusi problem di pesntren,” tegas Ustadz Arif.
Selain berbagai imbauan agar pegawai/ asatidz selalu memberikan pelayanan dalam kondisi prima, Ustadz Arif juga menekankan pentingnya bekerja dengan Time Work. Tujuanya, pertama untuk meningkatkan produktivitas. Kedua meningkatkan moral anggota. Ketiga meningkatkan kualitas. Keempat menekan cost dan biaya.
Dalam hal peningkatan kualitas, Mudir meminta agar semua pegawai dan asatidz yang berada di lingkungan keluarga besar PPM Zamzam, kehadirannya untuk menyelesaikan masalah, bukan menambah masalah. “Setiap individu memiliki kompetensi untuk melaksanakan tangung jawabnya di ruang lingkup yang telah diamanatkan,” ustadz Arif menegaskan. (h)