PENGHARGAAN UMK KEPADA PROF. HAEDAR NASHIR SEBAGAI TOKOH PENDIDIKAN KEUSAHAWANAN

INFO ZAM-ZAM/ ALL MEDIA – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menerima Anugerah Khas Tokoh Pendidikan Keusahawanan dari Universiti Malaysia Kelantan (UMK) atas kontribusi dalam bidang pendidikan.
Banyak diberitakan di media massa baik cetak dan online, Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nahir menyebutkan bahwa anugerah ini tak hanya untuk dirinya, sebab diperolehnya anugerah ini untuk menyambung silaturahmi antara Muhammadiyah dengan Malaysia, dan Indonesia khususnya dalam bidang pendidikan.
“Meski saya bukan usahawan, dan terlibat sedikit dalam pendidikan, tapi Muhammadiyah memiliki peran yang sangat luas di bidang pendidikan,” ungkapnya pada Senin (5/5/2025).
Menurutnya, sebagai bangsa serumpun, bangsa Indonesia dan Malaysia didorong Haedar agar menjadi pusat keunggulan (Center of Excellence), terlebih di dalam bidang ekonomi dan pendidikan, sebab ada potensi untuk hal tersebut.
“Untuk itulah anugerah ini kami abdikan bukan untuk Haedar Nashir, tapi untuk negara serumpun. Meskipun bagi saya ini adalah penghormatan yang sangat tinggi. Tapi akan lebih tinggi kalau kita dapat membangun pendidikan dan ekonomi,” dia menuturkan.
Dia juga menyampaikan apresiasi atas anugerah yang didapatkan dan berharap kerja sama yang dijalin antara Muhammadiyah dengan Malaysia semakin kuat.
Sebelumnya, Haedar Nashir menyampaikan telah bertemu dengan Dato Sri Anwar Ibrahim yang menyambut hangat penguatan kerja sama negara serumpun, termasuk dengan Muhammadiyah yang saat ini telah berhasil mendirikan perguruan tinggi di Perlis, Malaysia yaitu Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM).
Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Haedar Nashir di Renai Hotel, Kota Bharu, Malaysia. Kedatangan Haedar disambut hangat oleh Naib Canselor UMK, YBRS. Prof.Ts.Dr. Arham bin Abdullah.
Dalam Kuliah Umum di Universiti Malaysia Kelantan (UMK), Malaysia, Prof Haedar minta persempit perbedaan dan pererat persaudaraan negara serumpun. Pesan persatuan tersebut disampaikan beliau di Gedung Perpustakaan UMK, Malaysia. Secara khusus Haedar menyampaikan pidato tentang “Membangun Tamadun Islam Berkemajuan”.
Menurut Prof. Haedar, Indonesia dan Malaysia memiliki ikatan kuat tak hanya dari segi kebangsaan dan kebahasaan Melayu, tapi juga berdekatan secara teritorial.
“Kita menjadi bangsa yang serumpun, diikat oleh bahasa, diikat oleh suatu kawasan geografi yang sebenarnya sama, dengan iklim tropis yang sama. Tapi karena perkembangan sebuah nation, tentu kemudian ada kekhasan masing-masing,” katanya.
Oleh karena itu dirinya mengajak Muhammadiyah atau Indonesia dengan Malaysia supaya bersatu dan maju. Tak cukup hanya bersatu, Haedar menegaskan supaya selain bersatu juga harus maju.
Sebagai kawasan yang mayoritas penduduknya beragama Islam, maka Islam menjadi nyawa atau motor yang dapat menggerakkan dan memajukan kehidupan kebangsaan maupun tata sosial masyarakat Melayu.
Maka, Prof. Haedar mengatakan ajaran Islam dapat dijadikan pijakan untuk memajukan negara serumpun ini. Selain sudah bersenyawa dengan kehidupan bangsa, dalam Al-Quran dan Sunah juga mengandung ajakan untuk memajukan.
“Al-Quran dan Sunah Nabi mengandung nilai-nilai dan pesan ajaran yang penting tentang kemajuan,” ungkap Haedar.
Saat ini, kata Prof. Haedar, Islam memiliki tantangan tersendiri dalam usaha membangun kembali peradabannya yang sempat hancur pasca era keemasan, terlebih setelah negara-negara Islam dijajah oleh kolonialis Barat.
Namun demikian, berbekal value atau nilai dalam Islam –yang berbeda dengan Barat misalnya, Prpf. Haedar yakin dan percaya Islam dapat kembali meraih puncak kejayaannya. Terlebih perintah membaca relevan dengan kemajuan ilmu, dan ilmu sebagai tumpuan majunya peradaban.* (berbagai sumber)