:Ada 10 Kiat Menjadi Santri Sukses
(INFO ZAMZAM) – Kegiatan Dauroh (pelatihan) Intensif Bahasa Arab bagi santri kelas 12 KMI dan Bahasa serta Studium Generale bagi para ustadz bersama Direktur Khidmah Al Sunnah wa Al Sirah, Syaikh Dr. Tajuddin Al ‘Abbasi berlangsung selama enam hari sejak Senin – Sabtu (19-24/09). Sebagaimana jadwal yang dibagikan kepada para ustadz, dalam sehari tercantum tiga jadwal. Pada Senin (19/09) materi mengenai ‘Tata cara belajar Bahasa Arab dengan mudah’ di kelas 12 KMI dan 12 Bahasa putri, pada siang hari di kelas 12 KMI dan Bahasa putra. Kemudian setelah ashar dilanjutkan Stadium Generale bagi para guru dengan materi tentang ‘Kitab Arba’in Annawawiyah’. Pada malam setelah Isya dilanjutkan dan motivasi bagi santri putra Kampus 1 dengan materi, ‘Kayfa takunu talban najhan’ atau menurut Ustadz M. Noor Hidayat, S.Pd., selaku penerjemah atas uraian Syaikh dari Sudan itu. Ia mengartikan dengan pengertian, ‘Bagaimana sih, santri yang sukses itu?’
“Beliau menyampaikan sepuluh kaidah, atau rumus yang harus dilakukan oleh santri agar menjadi santri yang sukses,” kata Ustadz Hidayat.
Adapun ke sepuluh kiat itu, lanjut Ustadz Dayat, pertama, bersungguh-sungguh dalam belajar. Kedua, harus merencanakan kapan santri belajar. Ketiga, apabila menemui pelajaran yang susah, jangan ditinggalkan.
“Justru harus dicoba dan dikerjakan. Karena kebanyakan dari santri apabila menemui pelajaran yang susah, ia tinggalkan,” Ustadz Dayat mengutipkan penjelasan Syaikh.
Keempat, apabila ada PR atau kewajiban-kewajiban pada setiap harinya, harus dikerjakan. Sampai kegiatan belajar itu menjadi kebiasaan. Kelima, fokus dan memperhatikan ketika guru menjelaskan atau saat pelajaran berlangsung. Keenam, jangan menumpuk atau menunda-nuda kewajiban. Ketujuh, duduk di barisan pertama. Kedelapan, harus merasa nyaman, senang ketika belajar. Kesembilan belajar bersama, dengan syarat tidak bermain-main, semuanya ingin belajar. Kesepuluh, hormat kepada guru. Dan mempunyai hubungan yang baik dengan sesama santri.
Dalam kegiatan Studium Generale, Syaikh Dr. Tajuddin menjelaskan mengenai hadist-hadits yang terdapat di dalam kitab Arba’in An Nawawiyah. Lebih khusus tentang muqaddimahnya. Menurut salah seorang Ustadzah yang enggan disebut namanya, setelah memberikan uraian muqaddimah, dilanjutkan dengan prosesi Pengijazahan. Tujuannya untuk merawat Sanad Ijazah dalam Khazanah Keilmuan.
“Di antara bentuk ijazah, seorang syaikh (guru) mengatakan kepada muridnya, ‘Ajaztuka hadza kama ajazani syaikhi’. Artinya, ‘Aku ijazahkan (ilmu) ini kepadamu, sebagaimana guruku telah mengijazahkan kepadaku’, seperti itu,” terang si Ustadzah menyimpulkan.
Dijelakan lagi, untuk para ustadz prsosesi pengijazahan langsung oleh Syeikh Dr. Tajuddin. Sedangkan bagi para ustadzah, prosesinya dari Syeikh Dr. Tajuddin melalui Ustadz M. Noor Hidayat. Kemudian Ustadz Hidayat meneruskan pengijazahan ke istri beliau, Ustadzah Tina Sudianti. Di penghujung acara, Ustadzah Tina melanjutkan prosesi pengijazahan kepada para ustadzah yang mengikuti kegiatan tersebut. (h)
[…] diberitakan sebelumnya, baik melalui medsos Pontren Zam-Zam dan Web: Pontren Modern ZamZam maupun berita di laman Suara Aisyiyah […]